Pages

Minggu, 06 November 2011

Pahlawanku, Aku Malu



1320144757281761307



Galau menyusur jalan berbatu
Terpelanting pada sebuah kata Malu
Terbit dari sanubari yang terbuai pilu
Melihat bangsaku terlupa sejarah lalu
Tentang perjuangan dan pengorbanan para pendahulu
Resah kata terendap rasa
Melihat mereka yang terbaring di sana
Jasad-jasad tertelan cacing dan serangga
Seperti jasa mereka yang terlupa masa
Hingga tahta buat  katarak mata hati kita
Saat harta berkuasa
Tak malukah kita pada Soedirman yang bergerilya
Tak malukah pada jasad-jasad tanpa nama yang terbaring di sana
Mereka berjuang untuk satu kata “MERDEKA”
Saat khianat merasuk qolbu
Tak malukah kita pada Soedirman yang berjuang dengan paru-parunya yang tak utuh
Hingga kita bangga diperbudak nafsu
Labrak norma dan jasa mereka dengan wajah membatu
Atas nama solidaritas pelajar lempar batu
Atas nama solidaritas pemuda perang kayu, hingga jasad terbujur kaku
Sementara di masanya, mereka berjuang dengan senjata bambu
Melawan penjajah dengan mimis-mimis menanti tubuh diterjang peluru
Ahh aku malu
Pada Soedirman yang tak takut ngilu
Pada Soepriyadi yang tak tentu pusaranya
Pada nisan-nisan pejuang tak bernama
Yang tergeletak tanpa pamrih apa-apa
Hanya untuk satu kata “MERDEKA”
Aku malu
Kala Gayus bangga dengan harta korupsinya itu
Kala pengadil hanya jadi boneka kayu, yang mengabdi pada kuasa semu

Aku malu
Kala muncul wajah-wajah Kahar Muzakkar baru
Berkedok agama mengadu domba bangsaku
Menebar kebencian atas nama syariah semu
http://vgsiahaya.wordpress.com
Aku malu
Kala presidenku hanya bisa mencipta lagu
Seperti Ebiet dengan lagu cintanya yang sendu
Mendayu-dayu di telingaku selalu
Hingga buat hatiku tergugu ngilu
Aku malu ternyata menteriku mabuk jabatan
Tak mau mundur saat kompetensinya dipertanyakan
Aku malu saat partai pun mabuk kekuasaan
Hingga lupa apa yang diperjuangkan
Sungguh aku malu
Pada para pejuang pendahulu
Aku malu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar